PURWOREJO (KR) - Kesulitan air tidak hanya dialami daerah dataran rendah di Kabupaten Purworejo. Beberapa wilayah sabuk gunung seperti Desa Nglaris Kecamatan Bener, merupakan kawasan penghasil air yang banyak dimanfaatkan masyarakat dataran rendah, justeru warganya kerap kesulitan air bersih. Untuk mengantisipasinya, warga berinisiatif mendirikan pengelola air tingkat desa yang mengatur pembagian air secara mandiri. Sejak berdiri Januari 2009, jumlah pelanggan organisasi pengelola air Tirta Amarta sudah mencapai 376 kepala keluarga (KK). "Kami melayani warga satu desa saja, bahkan yang mengantre ingin masuk anggota sudah ada," ujar Rojain, Ketua organisasi Tirta Amarta Desa Nglaris kepada KR, Selasa (10/1). Menurutnya, sebelum berdiri organisasi tersebut, masyarakat desa hanya membuat kelompok-kelompok kecil pendistribusian air. Awalnya, warga hanya mengambil air dari sumber di sekitar desa. Namun, karena debitnya tidak mencukupi dan lokasinya ada di lembah, hanya sedikit warga yang memanfaatkannya. Pemerintah desa berinisiatif membeli tanah yang terdapat sumber mata air Ropoh di Desa Ropoh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo senilai Rp 13 juta pada tahun 2005. Sumber Ropoh yang jaraknya 17 kilometer dari desa dapat menyuplai kebutuhan seluruh warga karena terletak lebih tinggi dari Nglaris. Ketinggian Ropoh 750 meter di atas permukaan laut (mdpl) sedangkan Nglaris 500 mdpl, sehingga air bisa mengalir deras. "Kami harus 'impor' air dari Wonosobo, caranya dengan membeli tanah yang terdapat sumber mata airnya," ungkapnya. Sumber tersebut mampu mengalirkan air sebesar 2,5 liter perdetik dan disalurkan dengan pipa sepanjang 17 kilometer. Warga pelanggan memanfaatkan air menggunakan sistem meteran, sama seperti perusahaan pengelola air minum profesional. Meski demikian, debit yang tersedia belum mencukupi seluruh kebutuhan pelanggan. Volume air yang mencapai 6.480 meter kubik perbulan tersebut idealnya hanya memenuhi kebutuhan 324 warga desa, dengan asumsi kebutuhan 20 meter kubik perpelanggan satu bulan. "Namun, ada 376 pelanggannya, jadi ada kesulitan air terutama saat lebaran, " ujarnya. Kepala Desa Nglaris Nirman menambahkan, mata air Ropoh selalu mengalirkan air sepanjang tahun meski debitnya menurun menjadi 2 liter perdetik saat kemarau. Untuk menjaga kelangsungan pasokan, warga melakukan penghijauan di sekitar sumber air. Pelanggan Tirta Amarta hanya ditarik biaya Rp 500 permeter kubik air.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca juga :