Dorong Kader PKK Ikut Sosialisasikan Budaya Menabung |
SEKILAS acara yang digelar Bank BTN Purworejo ini lebih kental dengan nuansa perburuan nasabah. Namun saat melihat ibu-ibu PKK dengan totalnya memerankan sebuah drama atau fragmen "gila menabung", membuat segmen lomba ”Penyuluhan Budaya Gemar Menabung” itu terasa lebih segar dan mengundang tawa.
Saat salah seorang ibu yang sudah berumur, bergaya centil mengenakan baju putih abu-abu memerankan sosok remaja yang awalnya suka hura-hura mengamburkan uang jajan kemudian berubah menjadi kecanduan menabung tersaji cukup mengena.
Pada bagian lain, produk Tabungan BTN Cermat yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah itu pun menjelma menjadi tema yang menarik untuk mengorek budaya yang ada.
Direktur Utama Bank BTN Iqbal Latanro kepada Radar Jogja mengakui pihaknya mulai gencar memasarkan produk untuk masyarakat berpenghasilan rendah itu.
"Program hasil kerja sama dengan WSBI (World Saving Bank Institute) yang berkantor di Brusel, Belgia ini sudah dijalankan di beberapa kota di Jawa Tengah. Respon masyarakat cukup antusias sebagai alternatif masa depan," ungkapnya.
Utuk mendukung program ini, sambungnya, Bank BTN menggandeng kader PKK kecamatan dan kabupaten serta bermitra dengan kantor pos. Tabungan tersebut bisa dinikmati dengan cukup melakukan setoran awal minimal Rp 10.000 di kantor pos. Selanjutnya masyarakat bisa menabung dengan setoran minimal Rp 5.000.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BTN, kader PKK dinilai cukup strategis dalam menyosialisasikan program ini. Para kader PKK yang telah ditunjuk mewakili kecamatan akan diberikan pelatihan dalam mengedukasi dan menyosialisasikan manfaat menabung, termasuk tentang produk Tabungan BTN Cermat.
Peserta lomba Ana Ruchiana mengungkapkan, sebagai kader PKK dia mengaku bangga bisa mengikuti lomba penyuluhan gerakan gemar menabung ini. "Dalam lomba ini saya berperan sebagai penjual dawet yang terhimpit kebutuhan ekonomi namun harus berusaha keras untuk tetap menabung," ungkap Ana yang juga istri Camat Butuh itu.
Usai mengikuti lomba penyuluhan, sambungnya, setiap kader PKK mewakili kecamatan mengikuti lomba memasak dengan menggunakan bahan pokok khas daerah. "Banyak sekali jenis bahannya, bisa menggunakan ketela pohon maupun umbi-umbian yang selama ini tidak banyak dimanfaatkan dan terbuang sia-sia untuk kita olah sebagai makanan pokok pengganti nasi,"tuturnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca juga :