Harus Pintar Bagi Waktu, Biar Bisa Perhatikan Keluarga
MENDUDUKI Kursi sebagai Kajari tentu saja sarat tanggungjawab dan menyita banyak waktu, terlebih jika jabatan itu diemban oleh sosok perempuan sekaligus ibu. Namun dua tanggungjawab yang sama-sama berat itu tetap dilakoni Kajari Purworejo Rina Virawati SH MH.
Rina Virawati SH MH yang lebih akrab disapa Rina itu bahkan sadar jika dirinya menjadi nahkoda dalam memimpin korps Adhyaksa Purworejo setelah menggantikan Kajari lama Erwin Desman SH MH sejak September 2011.
Namun menjabat sebagai Kajari, ternyata tidak lantas memantik niatnya untuk menanggalkan peran sebagai seorang ibu. Ia menyebut dalam arti lain, tugasnya sebagai Kajari tidak pantas jika digunakan sebagai alibi untuk meletakkan tanggung jawabnya sebagai pembimbing buah hatinya.
Kajari Rina memiliki dua putri hasil pernikahannya dengan Ir Triono Hari Prabowo. Yakni Vidya Kartika Adhya Rini yang kini masih duduk di Kelas 3 SMA N 8 Jakarta, dan Vita Ramadiyanti siswi Kelas 1 SMP di Jakarta .
Menurutnya, diantara beban tanggungjawab yang harus diembannya, seorang perempuan tetap ditakdirkan sebagai ibu yang lebih pantas mengurus anak-anak di rumah. Hingga ia merasa anak-anak adalah harta termahal dalam hidupnya, dan tidak ingin anak-anaknya justru lebih menganggap pembantunya karena tidak ada komunikasi selama bertugas.
"Jadi sebisa mungkin saya tetap intens berkomunikasi dengan keluarga khususnya anak-anak. Meski kadang hanya sebatas lewat telepon namun yang pasti saya tetap berusaha memantu dan mencurahkan kasih sayang saya untuk anak-anak," katanya, saat ditemui Radar Jogja di ruang kerja, Rabu (21/12) kemarin.
Mendapat tugas jauh dari rumah hingga meninggalkan keluarga memang cukup berat dan menuntut kecakapan dalam membagi waktu, sambungnya, dengan jarak ruang dan waktu juga itu, menutut seseorang dituntut cerdas dalam menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan hak anak-anak untuk mendapat perhatian.
"Jadi selain intens memantau anak-anak melalui telepon, setiap satu atau dua minggu sekali saya juga sempatkan pulang ke Jakarata untuk berkumpul bersama keluarga dan anak-anak, bagaimanapun beratnya tetap saya jalankan, karena tugas kedinasan dan keluarga bagi saya sama pentingnya," imbuhnya.
Sebelum menjabat sebagai Kajari Purworejo, sosok yang disebut-sebut sebagai Srikandinya Purworejo ini sempat menjadi Jaksa di Kejari Bekasi. Kemudian sempat pula menjabat sebagai Kasubsi Pidsus di Kejari Jakarta Utara. Perjalanan karirnya terus belanjut setelah bertugas di Kejaksaan Agung sebagai Kasubag TU Biro Perencanaan.
Hingga tahun 2004, beliau kembali bertugas sebagai Kasi Perdata dan Tata Usaha Negara (Kasidatun) di Kejari Bekasi. Hingga kemudian menjabat sebagai Kasidatun di Kejari Jakarta Pusat mulai awal 2007, dan dipromosikan menjadi Kejari Padang Panjang sejak bulan Oktober 2008.
"Bertugas selama dua tahun sembilan bulan di Padang Panjang, tepatnya September 2011 saya mulai bertugas disini, sebagai Kajari Purworejo menggantikan pak Erwin Desman yang dipromosikan menjadi Asisten Pengawas (Aswas) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Riau," bebernya.
Berdasarkan hasil penelusuran Radar Jogja, saat menjabat Kajari Padang Panjang, sejumlah kasus korupsi sempat ditangani Rina bersama jajarannya. Dan yang cukup menghebohkan publik salah satunya kasus dugaan korupsi ISI Padang Panjang yang disebut-sebut merugikan negara hingga Rp 1,7 miliar.
Memimpin Kejari Purworejo, Rina mengaku akan menerapkan prinsip dalam bertugas. Kendati harus melalui proses adaptasi dengan seluruh jajaran Kejari Purworejo ia mengaku optimis 2012 kedepan praktis sudah tersusun agenda yang jelas.
"Kasus korpuspi misalnya, untuk target tidak diwajibkan, namun optimalisasi penanganan kasus korupsi harus tetap saya tekankan. Tentu saja ini tantangan yang cukup berat, dan butuh kerjasama yang solid untuk pengungkapan kasus-kasus korupsi ini," tandasnya.(tom)
Mau uang gratis ? Klik Disini !